Halaman

Senin, 27 April 2009

Thermal Shock Resistance of ZrB2 Ceramics

The thermal shock resistance and fracture behavior of zirconium diboride (ZrB2)-based fibrous monoliths (FM) were studied. FMs containing cells of ZrB2–30 vol% SiC with cell boundaries composed of graphite–15 vol% ZrB2 were hot pressed at 19001C. The average flexure strength of the FMs was 375 MPa, less than half of the strength of hot-pressed ZrB2–30 vol%SiC. Flexure specimens failed noncatastrophically and retained 50%–85% of their original strength after the first fracture event. A critical thermal shock temperature (DTc) of 14001C was measured by water quench thermal shock testing, a 250% improvement over the previously reported DTc values for ZrB2 and ZrB2–30 vol% SiC of similar dimensions (4 mm3 mm45 mm). The flexure strength was maintained with DTc values of 13501C and below. As DTc increased, the stiffness of the flexure specimen decreased linearly. The lower stiffness and improvement in thermal shock resistance is attributed to crack propagation in the cell boundary and crack deflection around the load-bearing cells. The critical thermal shock was attributed to the fracture of the ZrB2–30% SiC cell material.


Read More/Reference:

http://www3.interscience.wiley.com/cgi-bin/fulltext/121617549/PDFSTART

Sabtu, 25 April 2009

Pengaruh Komposisi SiC terhadap Sifat Mekanis Komposit Al/SiC

Komposit matriks logam Al/SiC menggunakan aluminium sebagai matriks dan partikel SiC sebagai penguat diproduksi dengan teknik metalurgi serbuk. Dalam penelitian ini, komposit Al/SiC dengan variasi penambahan SiC sebesar 20 dan 30 % berat. Pembentukan green body dengan tekanan kompaksi 300 MPa, transmisi tekanan satu arah (single compaction), dan proses sinter pada suhu 600 0C ditahan selama 1 jam. Proses sintering dilakukan di dalam furnace tabung silinder dengan kondisi aliran gas inert argon dengan kecepatan alir 5 l/menit. Pengujian Al/SiC meliputi uji kekerasan vicker (HV) dan kekuatan tekan, pengamatan mikrostruktur menggunakan SEM dan XRD. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan dan kekuatan tekan dipengaruhi oleh penambahan komposisi penguat SiC. Komposisi optimum nilai kekerasan vicker sebesar 192,42 VHN dicapai pada penambahan SiC 30%wt. Sedangkan nilai kekuatan tekan sebesar 153,83 MPa dicapai pada penambahan SiC 20%wt. Hasil pengujian mikrostruktur SEM dan XRD, menunjukkan bahwa fase dominan yang terbentuk adalah Al
dan SiC; fase minor Si dan SiO2; dengan penyebaran partikel SiC relatif homogen.

Read More/Reference:

http://fisika.brawijaya.ac.id/bss-ub/proceeding/PDF%20FILES/BSS_280_1.pdf

Rabu, 22 April 2009

Pelapisan SiC terhadap Modulus Elastisitas Komposit Al/SiC

Komposit isotropik Al/SiC yang dibuat dengan metode metallurgi serbuk kualitas mekaniknya sangat ditentukan oleh kualitas ikatan permukaan antara matrik (Al) dan penguat (SiC). Kualitas ikatan permukaan akan menentukan nilai modulus elastisitas komposit yang dibuat melalui metode fase padat. Pelapisan oksida metal pada permukaan partikel SiC dapat meningkatkan kualitas ikatan interfasial antara matrik dan penguat. Pada penelitian ini menggunakan tiga macam pelapis oksida metal, yaitu Al oksida, Mg oksida, dan Cu oksida yang dideposisikan pada permukaan partikel SiC. Dari ketiga jenis pelapis itu pelapis Al2O3 mempunyai peran sebagai pengikat antara matrik dan penguat paling baik dibandingkan CuO atau MgO. Adanya fase intermetalik pada pelapis CuO dan porus pada pelapis MgO merupakan indikasi yang menyebabkan penurunan kualitas dari material komposit Al-SiC. Pada semua variabel fraksi volume SiC pada komposit Al/SiC pelapis alumunium oksida mempunyai nilai modulus elastisitas yang paling tinggi dibandingkan kedua pelapis oksida lainnya.

Read More/Reference:

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/378a77bf0e51702540aab58179ef817e2e53092e.pdf

Kamis, 16 April 2009

PEMBUATAN CASTABLE REFRACTORY DARI BAHAN FLY ASH (ABU TERBANG) PLTU-SURALAYA

Studi pemanfaatan limbah abu PLTU di Indonesia telah dilakukan oleh LIPI, ITB, BPPT dan Litbang Dept Pekerjaan Umum, namun hanya untuk bahan pencampur semen portland, filler beton, material penyekat dan semen posolan. Saat ini realitas pemanfaatannya hanya dalam kapasitas kecil seperti untuk campuran industri bata genteng oleh masyarakat sekitarnya. Abu terbang (fly ash) sebagai limbah PLTU berbahan bakar batu bara dikategorikan oleh Bapedal sebagai limbah berbahaya (B3). 
Secara kimia abu terbang merupakan material oksida anorganik mengandung silika dan alumina aktif karena sudah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Bersifat aktif yaitu dapat bereaksi dengan komponen lain dalam kompositnya untuk membentuk material baru (mulite) yang tahan suhu tinggi. Mengingat sangat terbatasnya material tahan terhadap suhu tinggi yang biasa dipergunakan pada idustri pemakai tanur suhu tinggi seperti industri peleburan logam/non logam, industri gelas/kaca, industri keramik, industri semen dll, secara berkala selalu membutuhkan bata tahan api (BTA) untuk keperluan sebagai insulator panas tanur peleburan/pembakarannya maka material fly ash dapat dijadikan sebagai bahan alternative dalam pembuatan castable refracroty karena memiliki sifat yang berpotensial untuk bahan tersebut.

Read More/Reference: